Meski dikenal sebagai raksasa ekonomi Eropa, ternyata Jerman punya masalah klasik yang bikin geleng-geleng kepala: internet super lemot! Dan bukan cuma di desa terpencil, tapi juga di kota besar macam Berlin dan Munich. Bayangin aja, sinyal di pusat kota bisa lebih parah daripada di pedalaman Mallorca, Spanyol.
Waktu kejuaraan sepak bola Eropa digelar, dunia bukan cuma nyinyir soal kereta Jerman yang sering telat dan toko yang cuma terima tunai. Koneksi Wi-Fi mereka juga jadi bahan lelucon global. Bahkan seorang jurnalis Jerman sendiri sempat nyeletuk santai, “Wajar aja nggak ada sinyal di sini, orang rame banget kok,” waktu keluar dari pemutaran film di Berlin Film Festival.
Masalah ini bukan hal baru. Sejak 2018, studi yang digagas Partai Hijau mengungkap jaringan seluler di Jerman lebih pelan dari Albania. Tapi waktu itu, pemerintah seperti santai aja. Bahkan Menteri Riset sempat bilang nggak semua rumah butuh jaringan 5G. Yaelah Bu…
Baru di tahun 2023, pemerintah Jerman meluncurkan “Gigabit Strategy”. Targetnya sih mulia: setengah rumah dan bisnis dihubungkan ke serat optik sebelum 2025. Dan pada 2026, semua warga bisa nikmatin sinyal tanpa putus-putus. Tapi… ya kita lihat aja nanti, ya.
Masalahnya, sampai sekarang Jerman masih tertinggal jauh. Di Speedtest Global Index, posisi Jerman cuma di urutan ke-56 dari 152 negara untuk kecepatan internet broadband. Mobile internet? Sama aja, cuma nyentuh 68,91 Mbps. Buat perbandingan, Spanyol ada di urutan ke-9.
Yang bikin makin nyesek, sebenarnya sejak akhir 2021 warga Jerman udah punya “hak atas internet cepat”. Tapi definisinya cuma 15 Mbps download dan 5 Mbps upload. Menurut pengamat konsumen, itu sih nggak cukup banget di era serba digital ini. Bahkan kalau ditemukan daerah dengan jaringan lemah, belum tentu ada tindak lanjutnya.
Sekarang, harapannya ada di pemerintah baru. Mampukah mereka menyulap jaringan internet Jerman jadi secepat kereta peluru Jepang? Atau malah bakal terus ngaret kayak kereta lokal Berlin?