Setelah lebih dari tiga dekade menjadi ikon awal koneksi internet, AOL resmi menghentikan layanan internet dial-up-nya pada 30 September 2025. Langkah ini menandai berakhirnya salah satu bab penting dalam sejarah perkembangan internet dunia.
Perusahaan yang dulu dikenal sebagai America Online itu pertama kali meluncurkan layanan dial-up pada 1991 dan sempat menjadi penyedia internet terbesar di Amerika Serikat. Di masa jayanya pada awal 2000-an, AOL memiliki lebih dari 35 juta pelanggan aktif yang menggunakan modem 56K untuk “menyambung ke dunia maya.” Namun, seiring kemajuan teknologi broadband, layanan dial-up semakin ditinggalkan karena kecepatannya yang lambat dan keterbatasan koneksi.
AOL sebenarnya telah mengumumkan penghentian layanan ini sejak Agustus lalu, dengan alasan “evaluasi rutin terhadap produk dan layanan.” Meski begitu, penghentian ini baru benar-benar berlaku akhir September. Tak hanya koneksi dial-up, software AOL Dialer dan browser AOL Shield juga resmi ditutup. Diperkirakan hanya ribuan pelanggan tersisa yang masih menggunakan dial-up, kebanyakan di wilayah pedesaan Amerika yang belum memiliki akses broadband stabil.
Kini, AOL beroperasi di bawah kepemilikan Yahoo dan Apollo Global Management, dan masih menawarkan layanan lain seperti AOL Advantage, yang menyediakan dukungan teknis serta perlindungan identitas digital bagi 1,5 juta pelanggan dengan biaya berlangganan sekitar USD 10 per bulan. Meski tidak lagi menjadi raksasa seperti tahun 2000 saat valuasinya mencapai USD 164 miliar, AOL tetap eksis di dunia digital modern.
Menariknya, meski AOL mengakhiri dial-up, layanan sejenis masih ada. Microsoft masih menawarkan MSN Dial-Up, sementara penyedia lain seperti NetZero dan Juno juga tetap beroperasi. Bagi sebagian pengguna di daerah terpencil, dial-up tetap menjadi pilihan terakhir di tengah keterbatasan infrastruktur internet cepat.
Dengan matinya AOL Dial-Up, dunia seolah melepas simbol nostalgia masa awal internet — bunyi modem yang khas, koneksi lambat namun penuh kenangan. Kini, era baru konektivitas berkecepatan tinggi lewat broadband, 5G, dan satelit seperti Starlink menjadi tonggak selanjutnya dalam evolusi internet global.
