Raksasa Internet FO EchoStar Terancam Bangkrut

Perusahaan penyedia layanan kabel dan internet besar asal Amerika Serikat, EchoStar, tengah berada di ujung tanduk setelah gagal membayar kewajiban utangnya senilai $326 juta atau sekitar Rp5 triliun. Perusahaan ini mengakui tidak melakukan pembayaran bunga tersebut karena sedang menghadapi penyelidikan serius dari lembaga pemerintah, yaitu Federal Communications Commission (FCC).

Dalam laporan keuangan yang diajukan pada 30 Mei 2025, EchoStar mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki masa tenggang selama 30 hari sebelum dianggap benar-benar gagal bayar (default). Namun situasi ini memicu kekhawatiran bahwa EchoStar akan mengajukan kebangkrutan berdasarkan Bab 11 (Chapter 11 Bankruptcy) dalam waktu dekat.

Masalah utama datang dari penyelidikan FCC terhadap kinerja jaringan 5G EchoStar. Ketua FCC, Brendan Carr, menyatakan bahwa pihaknya sedang meninjau apakah EchoStar telah mematuhi kewajiban federal dalam penggunaan lisensi spektrum 5G yang dimilikinya. Akibatnya, perusahaan mengaku tidak bisa membuat keputusan penting untuk pengembangan jaringan mereka, termasuk operasional Boost Mobile, anak usaha yang bergerak di layanan prabayar nirkabel.

EchoStar sebelumnya dikenal luas karena HughesNet, layanan internet satelit yang dulu jadi penyelamat bagi daerah-daerah pedesaan di Amerika. Namun, kehadiran Starlink milik Elon Musk kini membuat HughesNet tidak lagi relevan. Selain itu, pendapatan dari bisnis kabel dan internet mereka terus menurun drastis. Pendapatan dari layanan kabel anjlok hingga $126 juta dan internet turun sebesar $46 juta dalam laporan kuartal pertama 2025.

Satu-satunya kabar baik datang dari Boost Mobile yang berhasil menambah 150.000 pelanggan baru, berbanding terbalik dengan kuartal yang sama tahun lalu yang justru kehilangan 81.000 pelanggan.

Namun, kondisi perusahaan secara keseluruhan tetap tidak stabil. “Ketidakpastian terkait hak spektrum kami telah membekukan kemampuan kami untuk mengambil keputusan, khususnya dalam pengembangan jaringan dan strategi bisnis secara keseluruhan,” ujar EchoStar dalam pernyataannya. Jika tak ada perubahan drastis dalam beberapa minggu ke depan, dunia telekomunikasi Amerika bisa kehilangan salah satu pemain besarnya.